Senin, 28 Desember 2009

Tradisi Terompet dalam Menyambut Tahun Baru


Tahun baru 2010 akan segera tiba, di seluruh penjuru dunia kini tengah bersiap menyambut pergantian tahun. Seperti negara-negara lain di dunia, masyarakat di Indonesia pun juga demikian.
Jika di beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea, dan China, masyarakatnya menghabiskan malam Tahun Baru dengan mengunjungi tempat ibadah untuk berdoa. Maka di Indonesia, meniup terompet sudah menjadi tradisi masyarakat saat menyambut pergantian tahun.
Coba kita perhatikan di pinggir-pinggir jalan sudah banyak yang menjual terompet untuk merayakan tahun Baru 2010. Ini menunjukan bahwa terompet merupakan alat untuk merayakan tahun baru.
Sayangnya, hingga saat ini tak banyak orang yang tahu mengapa terompet dipilih untuk menyambut datangnya tanggal 1 Januari.
Semula, budaya meniup terompet ini merupakan budaya masyarakat Yahudi saat menyambut tahun baru bangsa mereka yang jatuh pada pada bulan ke tujuh pada sistem penanggalan mereka.
Pada malam tahun barunya, masyarakat Yahudi melakukan introspeksi diri dengan tradisi meniup shofa, sebuah alat musik sejenis terompet. Bunyi shofar mirip sekali dengan bunyi terompet kertas yang dibunyikan orang Indonesia di malam Tahun Baru.
Sebenarnyam shofar sendiri digolongkan sebagai terompet. Terompet diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Awalnya, alat musik jenis ini diperuntukkan untuk keperluan ritual agama dan juga digunakan dalam militer teruta saat akan berperang. Kemudian terompet dijadikan sebagai alat musik pada masa pertengahan Renaisance hingga saat ini.
Sekarang timbul pertanyaan dalam benak kita, layaklah kita merayakan tahun baru masehi ? apalagi merayakannya dengan meniup terompet pada pukul 00 pada malam tahun baru. Tahukah kita maksudnya? Ataukah kita hanya meniru kebiasaan-kebiasaan yang tidak tau asal-usulnya?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar